“Bangkitnya Generasi Emas Indonesia” – Momentum HARDIKNAS 2012


Pada Peringatan Hardiknas 2 Mei 2012, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil tema “Bangkitnya Generasi Emas Indonesia” . Tema ini  disesuaikan dengan rencana besar Kemdikbud untuk mempersiapkan generasi emas 100 tahun Indonesia merdeka (2045). Puncak peringatan Hardiknas 2012 sendiri diperkirakan akan dipadu dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang rencananya dipusatkan di Istora Senayan Jakarta.

“Tahun sekarang adalah tahun menanam (generasi emas), investasi,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh pada press conference berkaitan dengan rencana peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012 di Gedung A Kemdikbud Senayan, Jakarta (30/4/12). Disebutkan, periode bonus demografi Indonesia berlangsung pada 2010-2035, di mana usia produktif paling tinggi di antara usia anak-anak dan orang tua.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk Indonesia 2010 usia muda lebih banyak dibandingkan dengan usia tua. Dalam data itu terlihat, jumlah anak kelompok usia 0-9 tahun sebanyak 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa. Nanti pada 2045, mereka yang usia 0-9 tahun akan berusia 35-45 tahun, sedangkan yang usia 10-20 tahun berusia 45-54. Nuh menilai, pada usia-usia itu yang memang memegang peran di suatu negara.

Pemerintah telah menyiapkan grand design pendidikan. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUD-isasi, peningkatan kualitas PAUD, dan pendidikan dasar berkualitas dan merata. Selain itu, pembangunan dan rehabilitasi sekolah dan ruang kelas baru dilakukan secara besar-besaran, serta intervensi khusus untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) siswa SMA/sederajat, pendidikan menengah universal.

Nuh mencontohkan, melalui upaya percepatan, ditargetkan pada 2020, APK SMA/sederajat dapat mencapai 97 persen. Apabila tanpa dilakukan apa pun (tanpa intervensi), APK 97 persen diperkirakan baru tercapai pada 2040. Pun, peningkatan APK perguruan tinggi juga dilakukan dengan meningkatan akses, memastikan keterjangkauan, dan memastikan ketersediaan. “Pendidikan tinggi yang berkualitas dan berdaya saing,” katanya. Selanjutnya, diharapkan terbentuk generasi yang cerdas komprehensif, antara lain produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional dapat kita manfaatkan sebagai momen untuk mengevaluasi diri tentang apa saja yang telah kita lakukan terhadap peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan serta mencanangkan program induk kedepan yang akan disepakati dalam memajukan pendidikan.

Pada jajaran pendidikan, di hari yang bersejarah ini sebaiknya dipergunakan untuk mengintrospeksi diri. Sudahkah berbuat dan bekerja secara profesional di bidang masing-masing tanpa ada keterpaksaan? Tanpa ada tendensi apapun kecuali mengabdi kepada profesinya?

Masih banyak permasalahan di dunia pendidikan yang harus diperbaiki dengan segera. Permaslahan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, anak putus sekolah, kenakalan anak sekolah, sarana pendidikan yang rusak, tenaga pendidik yang kurang merata, penyalahgunaan anggaran adalah sederet contoh permasalahan yang perlu diselesaikan dengan segera. Belum lagi peningkatan mutu pendidikan yang masih jauh dari harapan. Permasalahan tersebut seakan tak ada habisnya mengiringi prestasi yang dicapai oleh anak-anak kita yang berjaya di olimpiade tingkat internasional maupun prestasi cemerlang  lainnya yang diukir oleh anak-anak.

Mudah-mudahan peringatan Hari Pendidian Nasional tahun 2012 ini yang mengusung tema : BANGKITNYA GENERASI EMAS INDONESIA tidak kehilangan semangat dan makna dari pendidikan itu sendiri. Mudah-mudahan kita tidak terjebak pada seremonial belaka tanpa mengerti apa makna sebenarnya di balik hari bersejarah ini. Ada beberpa hal yang patut kita renungkan terkait dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional tersebut :

  • momentum untuk merenungkan dan merefleksikan diri terhadap perjalanan dan langkah panjang yang telah dilalui. Ini terkait dengan cita-cita awal lahirnya HARDIKNAS, sebuah cita-cita yang saat itu dicirikan dengan semangat kepahlawanan, semangat kesediaan diri untuk memberikan secara optimal untuk pelayanan pendidikan.
  • Adanya upaya untuk mengintropeksi diri dari apa yang sedang kita lakukan dalam menjalankan berbagai program pendidikan saat ini dan untuk menatap masa depan yang lebih baik, adanya jaminan pelayanan pendidikan tidak diskriminatif pada semua peserta didik di manapun mereka tinggal, sehingga cita-cita luhur saat digagasnya peringatan HARDIKNAS bisa terus terjaga.
  • Bagaimana kita memprespektifkan apa yang telah dan sedang dilakukan untuk masa depan yang lebih baik, sebagaimana dicantumkan dalam konstitusi kita serta diamanatkan pula dalam sistem perundangan sesuai dengan upaya untuk mencerdaskan bangsa secara utuh. Peringatan HARDIKNAS harus terus menerus dikumandangkan dan dilakukan rekontekstualitas sesuai dengan masanya, karena itulah tidak berlebihan jika momentum HARDIKNAS kali ini juga harus bisa memberikan makna lebih, tidak hanya sebatas pada memperingatinya secara seremonial saja.

Semoga momentum Hardiknas ini menjadi Refleksi pendidikan Indonesia  untuk merevitalisasi hakikat pendidikan itu sendiri. Yakni mengembalikan pada pemahaman pendidikan sebagai cara terbaik menjadikan manusia bermartabat dan luhur, Berperilaku cerdas untuk menjadikan dunia lebih baik, serta mewujudkan  “Bangkitnya Generasi Emas Indonesia” di tahun 2045.

 baca juga : SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Sumber:

Berbagai sumber:  m-edukasi, pikiran rakyat on line, MitraWidyaKinasih

Tinggalkan komentar